Pengertian Pendidikan dan Komponen-komponen Pendidikan
Dalam arti
luas pendidikan adalah segala bentuk pengalaman belajar yang berlangsung
dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mengembangkan
kemampuan seoptimal mungkin sejak lahir sampai akhir hayat. Dalam arti
sempit, pendidikan identik dengan persekolahan di mana pendidikan
dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang terprogram dan
terencana secara formal. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri
dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan
saling berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut meliputi:
1) tujuan pendidikan, 2) peserta didik, 3) pendidik, 4) kurikulum, 5)
fasilitas pendidikan, dan 6) interaksi edukatif.
Para ahli
pendidikan anak berpendapat bahwa pendidikan TK merupakan pendidikan
yang dapat membantu menumbuhkembangkan anak dan pendidikan dapat
membantu perkembangan anak secara wajar. Pada hakikatnya pendidikan
TK/usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing,
mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini pada
hakikatnya adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Hakikat Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
Pada
hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif
spontan, bersifat aktif dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin
tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal, bersifat eksploratif dan
berjiwa petualang, kaya dengan fantasi, mudah frustrasi, dan memiliki
daya perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang
potensial.
Kurikulum
untuk anak usia dini/TK harus benar-benar memenuhi kebutuhan anak sesuai
dengan tahap perkembangan dan harus dirancang untuk membuat anak
mengembangkan potensi secara utuh. Baik Kurikulum TK 1994 maupun
Kurikulum TK 2004 pada dasarnya sama memuat aspek-aspek perkembangan
yang dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh yang mencakup bidang
pengembangan perilaku melalui pembiasaan dan bidang kemampuan dasar.
Pembelajaran
anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi
bermain (belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar),
pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi
kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat.
Pendekatan yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TK
Hakikat Perkembangan
Perkembangan
dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang
berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.
Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami
oleh seorang individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik itu
menyangkut aspek fisik maupun psikis. Sistematis, berarti perubahan
dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling
mempengaruhi antara bagian-bagian organisme. Progresif, berarti
perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas)
baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme
itu berlangsung secara bertahap dan berurutan.
Perkembangan
memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Perkembangan merupakan
proses yang tidak pernah berhenti. 2) Semua aspek perkembangan saling
mempengaruhi. 3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. 4)
Perkembangan terjadi pada tempat yang berlainan. 5) Setiap fase
perkembangan mempunyai ciri khas. 6) Setiap individu yang normal akan
mengalami tahapan/fase perkembangan.
Fase
perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau
pola-pola tingkah laku tertentu. Para ahli mengemukakan pendapat yang
berbeda tentang pembabakan atau periodisasi perkembangan ini.
Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.
Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Perkembangan
anak usia TK yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun
merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan.
Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik dan motorik,
kognitif, sosial emosional, serta bahasa.
Ketika anak
mencapai tahapan usia TK (3 sampai 6 tahun), terdapat ciri yang sangat
berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan,
proporsi tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang mereka
miliki.
Dilihat
dari tahapan menurut Piaget, anak usia TK berada pada tahapan
praoperasional, yaitu tahapan di mana anak belum menguasai operasi
mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan
menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan
simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau
berfantasi tentang berbagai hal.
Perkembangan
emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap
ini emosi anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak
cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah
sering mereka perlihatkan dan sering berebut perhatian guru.
Perkembangan
sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial
anak merupakan hasil belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan.
Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan
belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Bagi anak prasekolah,
kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak semakin berkembang.
Anak
prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara
melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat
menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog, dan
menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebut nama
benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat menambah
perbendaharaan kata.
PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN
Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
Penyelenggaraan
pendidikan Taman Kanak-kanak menuntut pendidik yang memiliki kemampuan
profesional, sosial dan pribadi yang baik. Salah satu kemampuan yang
harus dimiliki oleh pendidik atau guru Taman Kanak-kanak adalah memahami
perkembangan anak. Pemahaman tentang karakteristik perkembangan anak
memberikan kontribusi terhadap pendidik untuk merancang kegiatan, menata
lingkungan belajar, mengimplementasikan pembelajaran serta mengevaluasi
perkembangan dan belajar anak.
Prinsip-prinsip
perkembangan anak meliputi: (1) anak berkembang secara holistik, (2)
perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur, (3) perkembangan anak
berlangsung pada tingkat yang beragam di dalam dan di antara anak, (4)
perkembangan baru didasarkan pada perkembangan sebelumnya, (5)
perkembangan mempunyai pengaruh yang bersifat kumulatif.
Prinsip-prinsip
perkembangan anak tersebut memberikan implikasi bagi pendidik dalam
menentukan tujuan, memilih bahan ajar, menentukan strategi, memilih dan
menggunakan media, serta mengevaluasi perkembangan dan mendukung belajar
anak secara optimal.
Dasar Pemikiran dan Pengertian Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan
Ada
beberapa hal yang mendasari munculnya praktik pembelajaran yang
berorientasi perkembangan, antara lain meningkatnya praktik pembelajaran
yang bersifat formal di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini,
kuatnya tuntutan dan tekanan orang tua dan masyarakat terhadap
pengajaran yang lebih bersifat akademik, kesalahpahaman masyarakat
tentang konsep pendidikan anak usia dini.
Pembelajaran
yang berorientasi perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu (1)
berorientasi pada usia, (2) berorientasi pada anak secara individual,
dan (3) berorientasi pada konteks sosial budaya anak.
Praktik
pembelajaran yang berorientasi perkembangan menekankan pada hal-hal
sebagai berikut: (1) anak secara holistik, (2) program pendidikan yang
bersifat individual, (3) pentingnya kegiatan yang diprakarsai anak, (4)
fleksibel, lingkungan kelas menstimulasi anak, (5) pentingnya bermain
sebagai wahana belajar, (6) kurikulum terpadu, (7) belajar melalui
bekerja, (8) memberikan pilihan kepada anak tentang apa dan bagaimana
caranya belajar, (9) penilaian bersifat kontinu, dan (10) bermitra
dengan orang tua untuk mendukung perkembangan dan belajar anak.
Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-kanak
Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan dapat diidentifikasi dari beberapa dimensi, sebagai berikut.
Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar.
Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu.
Lingkungan
dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi
aktif, mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan
lingkungannya.
Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkret dan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
Mendorong
anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa
secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan,
membaca dan menulis dini.
Strategi pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya secara individual dan dalam kelompok kecil.
Motivasi
dan bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya, mengembangkan
keterampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri.
Kurikulum
diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi,
kognitif, bahasa, dan seni.
Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi.
Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melakukan kegiatan tersebut.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pengertian dan Komponen-komponen Pembelajaran
Perencanaan
pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan
kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat
tercapai.
Perencanaan
pembelajaran mengandung komponen-komponen yang ditata secara sistematis
dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling
ketergantungan satu sama lain.
Komponen-komponen perencanaan pembelajaran meliputi:
Tujuan
merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran merupakan
proyeksi tentang hasil belajar atau kemampuan yang harus dicapai anak
setelah belajar.
Materi adalah bahan yang akan diajarkan agar tujuan tercapai.
Kegiatan belajar mengajar adalah proyeksi kegiatan belajar yang harus dilakukan anak agar tujuan tercapai.
Media dan sumber belajar merupakan salah satu komponen yang memberi dukungan terhadap proses belajar.
Evaluasi
merupakan suatu proses memilih, mengumpulkan informasi untuk membuat
keputusan. Evaluasi sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaian
tujuan.
Prosedur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Salah satu tugas guru adalah membuat perencanaan pembelajaran.
Jenis-jenis
perencanaan di TK meliputi Perencanaan Tahunan, Perencanaan Semester,
Perencanaan Mingguan (SKM), Perencanaan Harian (SKH).
Perencanaan
Tahunan, memuat keterampilan, kemampuan, pembiasaan-pembiasaan dan
tema-tema yang sesuai dengan minat anak dan dekat dengan lingkungan
anak.
Perencanaan semester merupakan penjabaran dari perencanaan tahunan yang dibagi ke dalam dua semester.
Perencanaan
Mingguan berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan yang
telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan tema pada minggu itu.
Perencanaan
Harian (SKH) merupakan perencanaan operasional yang disusun oleh guru
dan merupakan acuan dalam melaksanakan pembelajaran. SKH dijabarkan dari
SKM.
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
Konsep Belajar dan Prinsip-prinsip Belajar Anak
Belajar
adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan.
Prinsip-prinsip belajar merupakan suatu ketentuan yang harus dilakukan
anak ketika ia belajar.
Anak adalah
pebelajar aktif. Ketika bergerak anak mencari stimulasi yang dapat
meningkatkan kesempatan untuk belajar. Anak menggunakan seluruh tubuhnya
sebagai alat untuk belajar. Anak secara energik mencari cara untuk
menghasilkan potensi maksimum.
Belajar
anak dipengaruhi kematangan. Guru harus memahami bagaimana kematangan
anak dapat dicapai dan apa yang perlu dilakukan untuk memfasilitasi
matangan tersebut.
Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan. Tidak hanya lingkungan fisik tetapi juga lingkungan belajar.
Anak
belajar melalui kombinasi lingkungan fisik, sosial dan refleksi. Dengan
pengalaman tersebut anak memperoleh pengetahuannya. Tugas guru bagaimana
menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak memperoleh pengalaman
fisik, sosial dan mampu merefleksikannya.
Anak belajar dengan gaya yang berbeda. Ada yang tipe visual, tipe auditif dan tipe kinestetik.
Anak
belajar melalui bermain. Melalui bermain anak dapat memahami menciptakan
memanipulasi simbol-simbol dan mentransformasi objek-objek tersebut
Variabel Strategi Pembelajaran
Tujuan.
Karakteristik tujuan perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajran, apakah berkaitan dengan, pengembangan kognitif,
bahasa, sosial emosi, fisik, moral agama , motorik.
Tema, tema
pembelajaran di TK, meliputi 20 tema, masing-masing tema memiliki
karakteristik tersendiri. Dalam memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran karakteristik tema merupakan salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan.
Kegiatan.
Kegiatan perlu pula dipertimbangakan karena belajar di TK tidak hanya
dilaksanakan di dalam kelas tetapi juga ada kegiatan belajar di luar
kelas.
Anak. Anak
perlu dipertimbangkan, karena anak memilki karakteristik dalam
perkembangan dan belajarnya anak itu unik dan memilki potensi untuk
belajar.
Media dan
Sumber belajar. Media dan sumber belajar yang dipilih harus dapat
mendukung terlaksananya proses belajar yang efektif dan relevan dengan
strategi pembelajaran yang dipilih guru.
Guru-guru
merupakan faktor penentu dalam keberhasilan belajar anak. Kepiawaian
guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.
PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pengertian dan Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Strategi
pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan
kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha
guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan
yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan
kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.
Terdapat
beberapa kriteria yang harus menjadi pertimbangan guru dalam memilih
strategi pembelajaran, yaitu (1) karakteristik tujuan pembelajaran
apakah untuk pengembangan aspek kognitif, aspek afektif atau psikomotor.
Atau apakah pembelajaran itu bertujuan untuk mengembangkan domain
fisik-motorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika; (2)
karakteristik anak sebagai peserta didik baik usianya maupun
kemampuannya; (3) karakteristik tempat yang akan digunakan untuk
kegiatan pembelajaran apakah di luar atau di dalam ruangan; (4)
karakteristik tema atau bahan ajar yang akan disajikan kepada anak; dan
(5) karakteristik pola kegiatan yang akan digunakan apakah melalui
pengarahan langsung, semi kreatif atau kreatif.
Semua
kriteria ini memberikan implikasi bagi guru untuk memilih stratgei
pembelajaran yang paling tepat digunakan di Taman Kanak-kanak
Karakteristik Cara Belajar Anak
Anak
belajar dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Beberapa
karakteristik cara belajar anak itu antara lain (1) anak belajar melalui
bermain; (2) anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya; (3)
anak belajar secara alamiah, dan (4) anak belajar paling baik jika yang
dipelajarinya menyeluruh, bermakna, menarik, dan fungsional.
Bermain
sebagai salah satu cara belajar anak memiliki ciri-ciri simbolik,
bermakna, aktif, menyenangkan, suka rela, ditentukan oleh aturan, dan
episodik.
Para ahli
teori konstruktivisme mempunyai pandangan tentang cara belajar anak
yaitu bahwa anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya melalui
kegiatan mengeksplorasi objek-objek dan peristiwa yang ada di
lingkungannya dan melalui interaksi sosial dan pembelajaran dengan orang
dewasa.
Lingkungan
yang diciptakan secara kondusif akan mengundang anak untuk belajar
secara alamiah tanpa paksaan sehingga apa yang dipelajari anak dari
lingkungannya adalah hal-hal yang benar-benar bermakna, fungsional,
menarik dan bersifat menyeluruh.
JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Umum di Taman Kanak-kanak
Ada
beberapa jenis strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di Taman
Kanak-kanak. Strategi pembelajaran tersebut pada umumnya lebih
menekankan pada aktivitas anak dalam belajar, namun, tidak berarti
peranan guru pasif. Guru harus berperan sebagai fasilitator yang dapat
memberikan kemudahan dan kelancaran kepada anak dalam proses belajar.
Jenis-jenis
strategi pembelajaran umum tersebut adalah: (1) meningkatkan
keterlibatan indra, (2) mempersiapkan isyarat lingkungan, (3) analisis
tugas, (4) scaffolding, (5) praktik terbimbing, (6) undangan/ajakan, (7)
refleksi tingkah laku/tindakan, (8) refleksi kata-kata, (9) contoh atau
modelling, (10) penghargaan efektif), (11)
menceritakan/menjelaskan/menginformasikan, (12) do-it-signal, (13)
tantangan, (14) pertanyaan, dan (15) kesenyapan.
Strategi-strategi
pembelajaran tersebut dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam
keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang
lebih bervariasi.
Strategi Pembelajaran Khusus di Taman Kanak-kanak
Terdapat
beberapa jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat diterapkan di
Taman Kanak-kanak. Penerapan strategi pembelajaran khusus tersebut pada
prinsipnya sama dengan penerapan strategi pembelajaran umum, yaitu harus
mempertimbangkan karakteristik tujuan, karakteristik anak dan cara
belajarnya, karakteristik tempat yang akan digunakan, dan pola kegiatan.
Jenis-jenis
strategi pembelajaran khusus tersebut adalah (1) kegiatan
eeksploratori, (2) Penemuan Terbimbing, (3) Pemecahan Masalah, (4)
Diskusi, (5) Belajar Kooperatif, (6) Demonstrasi, dan (7) Pengajaran
Langsung.
Di samping
strategi pembelajaran di atas, guru Taman Kanak-kanak dituntut untuk
dapat menggunakan strategi pembelajaran lainnya sehingga pembelajaran
menjadi lebih menarik.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA ANAK
Rasional Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Anak pada
hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang. Pembelajaran
yang berpusat pada anak banyak diwarnai paham konstruktivis yang
dimotori Piaget dan Vigotsky.
Anak adalah
pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Mereka membangun pengetahuannya
ketika berinteraksi dengan objek, benda, lingkungan, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial.
Yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak adalah pendekatan perkembangan dan pendekatan belajar aktif.
Belajar
aktif merupakan proses dimana anak usia dini mengeksplorasi lingkungan
melalui mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan badan mereka
menyentuh, mencium, meraba dan membuat sesuatu terjadi dengan
objek-objek di sekitar mereka.
Pembelajaran
yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak, 2) Anak-anak
memilh bahan dan memutuskan apa yang ingin ia kerjakan, 3) Anak
mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya, 4)
Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung, 5) Anak
mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan, 6) Anak menggunakan
otot kasarnya, 7) Anak menceritakan pengalamannya.
Prosedur Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Pembelajaran
yang berpusat pada anak harus direncanakan dan diupayakan dengan
matang. Upaya yang dilakukan adalah dengan merencanakan dan menyediakan
bahan/peralatan yang dapat mendukung perkembangan dan belajar anak
secara komprehensif. Untuk itu perlu disediakan area-area yang
memungkinkan berbagai kegiatan sesuai pilihannya.
Area- area tersebut meliputi:
Area Pasir dan Air.
Area Balok.
Area Rumah dan Bermain Drama.
Area Seni.
Area Manipulatif.
Area Membaca dan menulis.
Area pertukangan atau kerja Kayu.
Area musik dan gerak.
Area komputer.
Area bermain di luar ruangan.
Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada anak meliputi: tahap perencanaan, tahap bekerja dan tahap melaporkan kembali.
Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Plan Do
Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
anak. Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai
dengan minat dan keinginannya, mulai dari membuat perencanaan, (Plan),
mengerjakan (Do), dan melaporkan kembali (Review).
Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
Tahap merencanakan (Planning Time).
Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Tahap Bekerja (Work Time).
Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.
Tahap Review (Recall).
Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak pada tahap bekerja.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bermain
Bermain
merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain adalah
kodrat anak. Bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang
bersifat voluntir, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran
secara intrinsik, meyenangkan dan fleksibel.
Kriteria
dalam kegiatan bermain adalah memotivasi intrinsik, memiliki pengaruh
positif, bukan dikerjakan sambil lalu. Cara bermain lebih diutamakan
daripada tujuannya, serta bermain memiliki kelenturan.
Fungsi
bermain bagai anak TK adalah: Menirukan apa yang dilakukan oleh orang
dewasa. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan
nyata. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata.
Untuk
mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata.
Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng. Untuk
melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan
sebagai pencuri. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan
seperti gosok gigi. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan
seperti gosok gigi, serta untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai
penyelesaian masalah.
Ditinjau
dari dimensi perkembangan sosial, bermain digolongkan sebagai berikut:
bermain soliter, bermain secara paralel, bermain asosiatif, dan bermain
secara kooperatif.
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bermain Anak
Rancangan
kegiatan bermain meliputi penentuan tujuan dan tema kegiatan bermain;
macam kegiatan bermain; tempat dan ruang bermain; bahan dan peralatan
bermain; dan urutan langkah bermain.
Tujuan
kegiatan bermain bagi anak usia TK adalah untuk meningkatkan
pengembangan seluruh aspek perkembangan anak usia TK, baik perkembangan
motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi atau sosial. Kegiatan
bermain akan memberikan hasil yang optimal apabila kegiatan itu
dirancang dengan saksama dan tidak secara kebetulan. Tema yang akan
dipilih dapat mengacu pada 20 tema yang terdapat dalam PKB TK 1994.
Menentukan
jenis kegiatan bermain yang akan dipilih sangat tergantung kepada tujuan
dan tema yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan jenis kegiatan
bermain diikuti dengan jumlah peserta kegiatan bermain. Selanjutnya
ditentukan tempat dan ruang bermain yang akan digunakan, apakah di dalam
atau di luar ruangan kelas, hal itu sepenuhnya tergantung pada jenis
permainan yang dipilih.
Sebelum
melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu
secara lengkap. Langkah berikutnya adalah menentukan urutan langkah
bermain yang disertai dengan penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh setiap peserta permainan.
Contoh Penerapan Pembelajaran melalui Bermain
Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
Kegiatan prabermain
Kegiatan bermain
Kegiatan penutup
Pada kegiatan prabermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain
Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan bermain
Tahap
bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai
dengan akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain
sangat tergantung pada jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak
yang mengikuti permainan.
Kegiatan
penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain.
Pada kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang
sepatutnya dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu
giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan masalah dan
sebagainya.
Evaluasi
atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik
tentang keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui ketercapaian tujuan kegiatan bermain yang telah ditetapkan
sebelumnya
. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERCERITA
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Metode
bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman
Kanak-kanak. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan
cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus
menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan
pendidikan bagi anak TK.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak haruslah memperhatikan hal-hal berikut:
Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak TK.
Kegiatan
bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, dan
mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita
Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik.
Beberapa
macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat
membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar,
menggunakan papan flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu
cerita, atau bercerita dengan menggunakan jari-jari tangan.
Bercerita
sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru
mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih
efektif. Selain itu tempat duduk pun harus diatur sedemikian rupa,
misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang
lebih efektif.
Prosedur Penerapan Pembelajaran melalui Bercerita
Kegiatan
bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi
perkembangan anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum
melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih dahulu harus merancang
kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara
sistematis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita.
mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
mengatur tempat duduk;
melaksanakan kegiatan pembukaan;
mengembangkan cerita;
menetapkan teknik bertutur;
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Penerapan Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Penerapan strategi pembelajaran melalui bercerita mengacu pada prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita:
mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
mengatur tempat duduk;
melaksanakan kegiatan pembukaan;
mengembangkan cerita;
menetapkan teknik bertutur;
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Tujuan yang
ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh
guru menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya. Guru memiliki
kebebasan untuk menentukan bentuk cerita yang dipilih, sepanjang bisa
menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan alat yang dipergunakan
dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada bentuk cerita yang
dipilih sebelumnya.
Pengaturan
tempat duduk, merupakan hal yang patut mendapat perhatian karena
pengaturan yang baik membuat anak merasa nyaman dan dapat mengikuti
cerita di samping teknik bercerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar