Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang
fikiran, perasaan, perhatian dan minat, serta perhatian siswa sehingga proses
belajar terjadi . Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini
semakin penting mengingat perkembangan
anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit.
Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita, artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.
Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita, artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.
B.
Manfaat Media Pembelajaran
Banyak manfaat
yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran yaitu:
- Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas, menarik, kongkrit dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka (verbalistis).
- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan lain-lain. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.
- Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.
- Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar.
- Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.
- Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
- Memberikan perangsang, pengalaman dan persepsi yang sama bagi siswa.
C.
Prinsip Pembuatan Media Pembelajaran
Dalam pembuatan media pembelajaran ini ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan :
- Media pembelajaran yang dibuat hendaknya multi guna. Multiguna disini maksudnya adalah bahwa media tersebut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. Contoh media pembelajaran tersebut adalah alat permainan dalam bentuk bola tangan. Bola suara dapat digunakan untuk pengembangan motorik anak dengan cara anak menggunakannya untuk saling melemparkan bola tersebut. Selain untuk perkembangan motorik alat permainan tersebut bisa dikembangkan untuk pengembangan aspek kognitif/pengetahuan anak. Misalnya bola tersebut dirancang dengan menggunakan berbagai warna. Aspek perkembangan lain yang dapat dikembangkan melalui alat permainan tersebut adalah anak dapat mengenal berbagai macam bunyi-bunyian, dan lain-lain.
- Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar lembaga PAUD dan murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa. Membuat media pembelajaran sebenarnya tidak harus selalu dengan biaya yang mahal. Banyak sekali bahan-bahan disekitar kita yang dapat digunakan untuk membuatnya. Sebagai contoh bekas bungkus susu bubuk dapat kita gunakan untuk membuat kapal-kapalan. Keuntungan dengan menggunakan bahan-bahan bekas selain bahan tersebut tidak kita buang, ada nilai pendidikan yang kita tanamkan kepada anak yang anak dilatih untuk bersikap hidup sederhana dan kreatif.
- Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak. Aspek keselamatan anak merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat media pembelajaran . Bahan-bahan tertentu yang mengandung bahan kimia yang berbahaya perlu dihindari oleh guru. Misalnya penggunaan jenis cat yang digunakan untuk mewarnai alat permainan tertentu sebaiknya yang tidak membahayakan mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi anak.
- Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi. Alat permainan konstruktif seperti balok-balok kayu merupakan salah satu contoh alat permainan yang cukup menarik dan menantang anak untuk berkreasi.
- Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. Tiap media pembelajaran itu sudah memiliki fungsi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Guru harus menjadikan tujuan dan fungsi sarana ini sebagai bagian yang penting untuk diperhatikan
- Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal. Media pembelajaran yang dirancang harus memungkinkan anak untuk menggunakannya baik secara individual, digunakan dalam kelompok atau secara klasikal.
- Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak yang berbeda berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat oleh guru. Sebagai contoh puzel (kepingan gambar). Tingkat kesulitan dan jumlah kepingan gambar yang harus disusun oleh anak akan berbeda antara kelompok usia satu dengan kelompok usia lainnya.
D.
Pengembangan Media Pembelajaran
Saat ini memang
sudah banyak media pembelajaran yang
diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang secara khusus memproduksi media pembelajaran, namun demikian tidak ada
salahnya jika guru dapat membuat media
pembelajaran sendiri. Malah sangat dianjurlan guru untuk secara kreatif
membuat media pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan sekitarnya .
Kemampuan lain
yang harus dikuasai oleh guru selain mampu memilih media pembelajaran secara
tepat adalah kemampuan dalam mengembangkan media pembelajaran. Kegiatan
pengembangan ini banyak terkait dengan proses pembuatan media yang dilakukan
secara sistematis dari mulai tahap perancangan/desain, produksi media, dan
evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut harus dilalui secara prosedural sehingga
media yang dihasilkan memenuhi kualitas yang diharapkan.
Bila kita akan
membuat suatu media pembelajaran untuk anak usia dini, maka diharapkan dapat
melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Secara umum langkah-langkah
sistematik yang perlu dilakukan pada saat membuat rancangan media adalah
sebagai berikut:
a)
Menganalisis kebutuhan dan
karakteristik siswa
b)
Merumuskan tujuan instruksional dengan
operasional dan khas
c)
Merumuskan butir-butir materi secara
terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
d)
Mengembangkan alat pengukur
keberhasilan
e)
Membuat desain media
f)
Melakukan revisi
E.
Contoh Rancangan Pembuatan Media Pembelajaran
Nama Media :
Metamorfosis Kupu-kupu
|
|
Sasaran :
1. Kelompok Usia 5 – 6 Tahun
|
|
Kemampuan yang dikembangkan :
|
|
Bahan :
1.
Kertas warna
2.
Kardus bekas
3.
Kerta hvs
|
4.
Kacang hijau
5.
Sabut kelapa
6.
Kertas duplek
|
Alat :
1. Gunting
2. Pisau / Cutter
|
3. Lem
4. spidol
|
Cara membuat :
|
|
Cara menggunakan :
|
|
Desain gambar
:
|
Referensi
: Badru
Zaman, M.Pd, 2010, Media Pembelajaran
Anak Usia Dini, UPI , Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar